BERITA, TAJUK RENCANA, DAN KOLOM KHUSUS

Kamis, 29 Juli 2010



1.      Berita dalam surat kabar
Berita adalah peristiwa/kejadian yang mengandung hal yang menarik, luar biasa, dan terkini (baru). Suatu peristiwa/kejadian disebut berita apabila sudah dilaporkan. Jadi, berita bisa disebut peristiwa/kejadian yang dilaporkan.
Dalam melihat suatu peristiwa, hendaknya tidak melihat seperti orang biasa. Ketika menyaksikan sekelompok pelajar tawuran, seorang pencari berita tidak sekadar melihat perkelahian seru lalu bubar setelah brimob datang. Ia harus mampu menemukan nilai berita dari kejadian ini, bukan sekadar melihatnya.
Kalau sudah menemukan adanya nilai berita dari suatu peristiwa, mulailah mencari tahu alur peristiwa. Alur atau jalan cerita peristiwa biasa disusun dengan mencari informasi berikut: peristiwa apa, yang terlibat siapa, terjadi kapan, di mana, lalu mengapa bisa terjadi, dan kejadiannya bagaimana.
Keenam unsur ini biasa dikenal sebagai enam unsur berita atau dalam bahasa Inggris disebut 5 W + 1 H (who, what, where, when, why + how). Unsur ini dalam penulisan berita diletakkan pula pada bagian awal yang biasa disebut lead atau kepala berita.
Perhatikan pola penulisan berita dengan metode piramida terbalik berikut.




Pola penulisan berita













Dalam bangun tersebut, segi kepentingan berita semakin kebawah semakin berkurang. Sebaliknya, nilai yang paling penting terletak pada lead. Oleh karena itu, jika seseorang tidak cukup waktu untuk membaca keseluruhan berita, dengan hanya membaca lead, dia telah mendapatkan informasi penting.

Ciri-ciri berita yang baik adalah sebagai berikut.
1.     Publisitas
Laporan yang disajikan ditujukan untuk umum (publik). Oleh karena itu, dewan redaksi mengemasnya dengan bobot isi dan ragam bahasa yang dipahami masyarakat luas.
2.    Aktual
Inilah salah satu perbedaannya dengan buku. Media massa selalu berusaha untuk menyajikan informasi yang terbaru.
3.      Objektif
Sebuah berita hendaknya tidak memihak. Oleh karena itu, hendaknya memuat fakta yang diperoleh dari berbagai sumber secara seimbang,
4.    Menarik
Peristiwa yang hendak dijadikan berita hendaklah menarik dan menggugah minat khalayak untuk membacanya.
Hal-hal yang dapat diperoleh dari suatu berita:
1.      Informasi terbaru
2.      Inspirasi segar
3.      Wawasan dan pengetahuan yang luas
4.      Pencerahan rohani
5.      Peningkatan kemampuan membaca
6.      Penambahan pembendaharaan kata dan istilah
Jenis-jenis informasi yang akan disajikan tentu saja tidak sama. Bila diklasifikasikan meliputi kategori berikut.
1.      Informasi berdasarkan fungsi, yaitu informasi yang didasarkan materi dan kegunaan informasi yang bersangkutan.
Jenis informasi terdiri atas berikut ini:
a.       Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya tulisan tentang pergantian kurikulum
b.      Informasi yang mengajari pembaca (edukatif), misalnya buku-buku pelajaran
c.       Informasi yang hanya menyenangkan pembaca yang bersifat fiksional (khayalan), misalnya cerpen, karikatur, dan komik.
2.      Informasi berdasarkan format penyajian, yaitu informasi berdasarkan bentuk penyajian informasinya.
Dalam media massa dikenal berbagai bentuk penyajian, yaitu:
a.       Tulisan, misalnya dalam bentuk berita, artikel, karangan khas (feature), resensi, kolom, dan karya fiksi.
b.      Foto
c.       Kartun atau karikatur
3.      Informasi berdasarkan lokasi peristiwa, yaitu informasi berdasarkan tempat kejadian berlangsung. Informasi jenis ini dibagi menjadi:
a.       Informasi daerah
b.      Informasi nasional
c.       Informasi mancanegara
4.      Informasi berdasarkan bidang kehidupan, yaitu informasi berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang ada, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek.
Berdasarkan kepentingannya, informasi dibedakan menjadi berikut:
1.      Informasi yang menyangkut keselamatan dan kelangsungan hidup pembaca,
2.      Informasi yang menyangkut perubahan dan berpengaruh pada kehidupan pembaca,
3.      Informasi tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca untuk meningkatkan kualitas hidupnya,
4.      Informasi tentang peluang bagi pembaca untuk memperoleh sesuatu.

2.      Tajuk Rencana
Tajuk rencana merupakan sikap atau pandangan redaksi terhadap sebuah masalah. Dalam surat kabar, tajuk rencana ini merupakan berita pokok yang ditulis oleh staf redaksinya. Dengan membaca tajuk rencana, kita dapat mengetahui sikap tim redaksi suatu media massa terhadap suatu masalah, misalnya mengkritik, memuji, setuju, atau bersika netral.
Perhatikan contoh berikut:

Ancaman Semeru dan Bencana Alam Lain
Masih Tuntut Kesiagaan Kita

Gunung Semeru di Jawa Timur yang tingginya 3.676 meter selama beberapa hari terakhir ini menjadi berita halaman pertama media massa kita. Wartawan harian Kompas kemarin melaporkan, minggu lalu gunung ini masih menyembutkan awan panas disertai longsoran larva panas.
Dalam menghadapi lingkungan alam seperti itu, bangsa Indonesia diharapkan semakin tinggi tingkat pemahamannya tentang becana alam.
Terhadap ancaman bencana alam, kita mengakui, sebagian memang masih di luar kemampuan manusia untuk mengatasinya. Bahkan seperti halnya gempa, untuk mengetahuinya secara dini, kekuatan alam menjadikan manusia acapkali tak berdaya.
(Sumber: Kompas, 8 Februari 1994)

3.      Kolom khusus
Setiap surat kabar memiliki kolom khusus yang menjadi ciri bagi media massa masing-masing, misalnya ‘Pojok’ Kompas, ‘Ole-Ole’ Pikiran Rakyat, ‘Rehat’ Republika.
Kolom khusus ini biasanya berisi komentar anonim atas perkembangan terakhir atau yang menyangkut situasi politik dan ekonomi. Isinya biasanya berupa kiasan, sindiran, sarkasme, kejutan, olok-olok yang terkadang terkesan agak ‘nakal’.
Pada umumnya, kolom khusus terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berupa pernyataan (biasanya dari pejabat, birokrat, tokoh, dan orang terkenal lainnya), sedangkan bagian kedua merupakan tanggapan dari redaksi media massa yang bersangkutan.
Contoh :
(1)   Diduga ada manipulasi data kandungan emas Busang.
Busang, oh Musang ....... berbulu ayam. (Rehat Replubika)
(2)   Kasus pemukulan wartawan agar diselesaikan bijaksana.
Bijak di sana, benjut di sini Pak ......” (Rehat Republika)
(3)   “Citra kekuasaan peradilan harus dibangun bersama.” Kata ketua M.A.
Citra kekuasaan mah sudah ada, yang belum ada citra keadilan. (Rehat Republika)
(4)   Ramah-ramah bantuan presiden untuk nelayan Muara Angke Jakarta kini dimiliki orang berduit.
Mudah-mudahan ini bukan kesalahan prosedur.
(5)   PANGAB Jenderal TNI Wiranto membantah dirinya mengundurkan dirinya untuk persiapan menjadi calon presiden.
Sekarang ini benar-benar beredar begitu banyak berita bercampuran antara yang benar dan tidak. (Ole-Ole’ Pikiran Rakyat)

Kalau kita perhatikan contoh-contoh di atas, sebagian menggunakan gaya tanggapan yang bersifat sindiran terhadap pejabat, tokoh, dan pakar. Kolom khusus ini juga merupakan salah satu pemanfaatan ruang sempit untuk menyuarakan hari nurani yang bila dituangkan dalam bentuk tulisan panjang lebar dikhawatirkan akan disensor pihak tetentu. Tanggapan yang hadir dalam kolom khusus tidak secara ketat mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Ini juga menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan.
Melalui bumbu humor yang menggelitik sekaligus pesan yang hendak disampaikan kepada pembaca dapat terlaksana, kolom khusus juga merupakan verbalisme kartunis yang terdapat dalam setiap surat kabar.

Catatan: Gambar diunduh dari 
http://mulaidaria.wordpress.com/2009/05/17/

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP